Selain melihat pentingnya peran SKPI, tentu harapannya agar mahasiswa PIAUD IAIN Pekalongan memiliki perbedaan dengan mahasiswa lainnya, sehingga ketika terjun ke dunia pendidikan mereka dapat menciptakan inovasi-inovasi dari keterampilan yang dimilikinya tersebut”, tutup Mumun.
Hadir dalam pelatihan musik, seorang pakar seni dan musik, yakni Firdaus Perdana, M.Pd. Pelatihan diawali dengan mengajarkan bagaimana cara cepat untuk bisa bermain piano. Agar lebih mudah dalam member penilian, pada pelatihan piano ini mahasiswa diminta untuk maju satu per satu memainkan lagu lihat kebunku. Tidak hanya bermain solo, mahasiswa juga dibagi menjadi beberapa kelompok untuk memainkan marching band, di mana setiap kelompok terdiri dari lima mahasiswa.
Lanjut pelatihan kedua, yakni pelatihan mendongeng menghadirkan seorang pendongeng Nasional yang akrab dipanggil Kak Kempo Antaka. Pendiri Sanggar CerGam yang menjabat juga sebagai Ketua Bidang 1 Persaudaraan Pendongeng Muslim Indonesia (PPMI) periode tahun 2015-2020 ini memberikan pondasi dan keyakinan kepada mahasiswa PIAUD bahwa belajar mendongeng itu perlu dan harus dimiliki oleh pendidik AUD. Pada kesempatan ini, ia menjelaskan tentang kriteria mendongeng yang baik, seperti penguasaan teknik bercerita yang memadai; dapat diterima oleh audiens; teknik pengelolaan kelas yang baik; tepat waktu, suasana, sifat acara, alat dan medianya. Ia juga menjelaskan tentang manfaat mendongeng, seperti mengembangkan bahasa; mengembangkan imajinasi; mengembangkan spiritualitas anak; menumbuhkan motivasi; menanamkan nilai dan budi pekerti; mengembangkan kontak batin antara orangtua dan anak; dan menambah ilmu pengetahuan. Tak ketinggalan, Kak Kempo juga memberikan teknik dan cara mendongeng yang mudah bagi mahasiswa PIAUD.
Terakhir, mahasiswa PIAUD diajak mengunjungi Rumah Kreatif Wadas Kelir di Purwokerto untuk dilatih menulis bahan ajar AUD. Pelatihan menulis bahan ajar ini diawali dengan pengumpulan hasil karya mahasiswa PIAUD IAIN Pekalongan. Hasil karya tersebut kemudian direview oleh Heru Kurniawan selaku pendiri Wadas Kelir. Proses review tersebut berlangsung kurang lebih satu jam. Setelah mereview kemudian ia menyampaikan kekurangan-kekurangan dari buku tersebut demi mendapatkan gambaran yang ideal dari sebuah buku bahan ajar agar laik terbit. Acara pun diakhiri dengan sharing dan pemberian tips dalam menulis buku bahan ajar AUD yang baik dan benar oleh Tim dari Wadas Kelir. (Irs`86)